Sadar atau tidak, jasa konstruksi termasuk segmen yang menjanjikan di negara bekembang. Pasalnya orang-orang membutuhkan jasa untuk berbagai aktivitas pembangunan, mulai dari tempat tinggal, tempat usaha, sampai infrastruktur. Bahkan, Presiden Joko Widodo pada tahun 2021 juga mengalokasikan anggaran yang besar, yakni mencapai hampir 150 triliun, lho.
Oleh karena itu, bisnis konstruksi terus berkelanjutan di era digital. Tidak hanya itu, pemerintah dan swasta juga meningkatkan kapasitas di sektor konstruksi dan industri pendukung lainnya. Jadi tidak heran apabila terdapat banyak kerja sama antara pemerintah dan pelaku konstruksi, yang mana bertujuan menumbuhkan bisnis konstruksi ke arah yang menjanjikan.
Jasa Konstruksi Tawarkan Prospek yang Menjanjikan
Tampaknya mayoritas orang-orang mengerti bahwa aktivitas membangun tempat tinggal merupakan contoh pekerjaan konstruksi. Akan tetapi, bisnis konstruksi sebenarnya memiliki cakupan yang lebih luas, mulai dari desain, perbaikan, sampai pemeliharaan bangunan. Dengan demikian, banyak pihak membutuhkan jasa di bidang konstruksi untuk berbagai aktivitas.
Sampai sekarang, orang-orang juga dapat menemukan berbagai bisnis konstruksi skala kecil, menengah, dan besar. Bahkan, kamu pun juga dapat membuat bisnis di bidang ini menggunakan modal, keterampilan, dan kerja sama dengan pihak-pihak tertentu. Alhasil tidak hanya mendapatkan keuntungan, tetapi juga dapat membangun bangunan yang bertahan puluhan tahun ke depan.
1. Pengertian Bisnis Konstruksi
Secara sederhana, konstruksi dapat diartikan sebagai susunan, model, sampai letak suatu bangunan. Sedangkan bangunan yang dimaksud dapat berupa gedung, jalan, jembatan, dan lain-lain. Berdasarkan Undang-Undang No. 2 Tahun 2017, jasa di bidang konstruksi adalah layanan jasa untuk konsultasi konstruksi atau pekerjaan konstruksi.
Sebenarnya bisnis konstruksi termasuk aktivitas yang berisiko, sebab setiap tahap yang berkaitan dengan konstruksi membutuhkan pengelolaan yang optimal. Misalnya adalah proses desain yang akurat sampai tahap finishing yang membutuhkan ketelitian. Bisnis konstruksi juga melibatkan banyak pihak, seperti perancang, kontraktor, pengawas proyek, dan sebagainya.
2. Urgensi Bisnis Konstruksi
Jasa konstruksi memiliki urgensi di masyarakat, yakni untuk membangun berbagai bangunan dan infrastruktur secara aman dan efektif. Dalam praktiknya orang-orang dapat menemukan berbagai bidang di bisnis konstruksi, yakni bidang arsitektur, bidang sipil, bidang mekanikal, dan lain-lain. Orang-orang hanya perlu membuat kontrak untuk mendapat layanan sesuai ekspektasi.
3. Membutuhkan Izin Usaha
Nah, untuk melindungi bisnis dan konsumen konstruksi di Indonesia, badan usaha dan perseorangan yang berkecimpung di bidang ini wajib mendaftarkan usahanya. Apalagi terdapat undang-undang yang mengatur aktivitas tersebut, yakni Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 sebagai pengganti Undang-Undang No. 18 Tahun 1999.
Berdasarkan undang-undang tersebut, setiap orang atau perseorangan yang menggeluti bidang konstruksi wajib memiliki TDUP (Tanda Daftar Usaha Perseorangan). Tidak hanya itu, badan usaha yang bergerak di layanan pembangunan juga harus memiliki izin usaha sesuai ketentuan yang berlaku.
Demikian informasi tentang bisnis konstruksi di era digital. Dalam praktiknya konstruksi akan membuat kontrak yang berisi kapan bangunan akan selesai. Konsumen juga dapat menegosiasikan tenggat waktu yang diharapkan bersama pengelola. Pasalnya hal ini juga memengaruhi pembayaran dan keuntungan pelaku konstruksi. Pada akhirnya, bisnis konstruksi tawarkan prospek yang menjanjikan di masa depan. Nah, apabila kamu tertarik di bidang ini, sebaiknya kunjungi legalitasperizinan.com. Pasalnya orang-orang dapat membuat IUJK (Izin Usaha Jasa Konstruksi) secara resmi. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab dokumen dijamin keasliannya, bahkan dapat diverifikasi oleh pihak-pihak terkait.