Menilik Usaha Perfilman di Indonesia, Untung atau Buntung?

Apabila terdapat pertanyaan apakah usaha perfilman di Indonesia menguntungkan atau merugikan, maka jawabannya tetap menguntungkan, khususnya apabila mengikuti aturan yang berlaku. Bahkan CEO Visinema bernama Angga Dwimas Sasongko pada tahun 2019 memaparkan bahwa  investasi dan usaha di industri perfilman tanah air sangat menjanjikan.

Pasalnya para pelaku industri film di Indonesia tidak perlu memasarkan film hingga ke luar negeri. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab Indonesia masih memiliki  pasar yang luas. Tidak hanya itu, ternyata terdapat menurut Angga terdapat pertumbuhan penonton yang signifikan sebesar 20 sampai 25 persen sejak 4 tahun terakhir, lho.

Usaha Perfilman Indonesia Tawarkan Prospek yang Menjanjikan

Apabila bicara perihal industri perfilman, sebenarnya tidak  terlepas dari kemewahan. Pasalnya film tidak hanya sekadar manifestasi dari seni peran, melainkan juga melibatkan berbagai pihak yang layak mendapat apresiasi secara bergengsi. Oleh karena itu, tidak heran apabila film menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan, yang mana menawarkan valuasi yang tidak sedikit.

Dalam prosesnya film juga melibatkan berbagai pihak, seperti sutradara, produser, aktor, dan lain-lain. Seiring perkembangan teknologi, orang-orang juga dapat menemukan berbagai penghargaan untuk film-film bergengsi, baik secara lokal atau internasional. Tujuannya agar film-film di Indonesia terus berkembang dan memberi berbagai keuntungan.

1. Terdapat Perputaran Uang di Industri Film

Tahukah kamu produksi film umumnya membutuhkan uang yang fantastis? Padahal biaya produksi sebenarnya memiliki jumlah yang lebih besar daripada biaya produksi yang tersebar di masyarakat. Dalam prosesnya bisnis perfilman mengalami perputaran uang di banyak sisi. Misalnya orang-orang membutuhkan biaya untuk produksi sampai pemasaran.

Biasanya perputaran juga terjadi untuk aktivitas penjualan tiket. Perlu diketahui salah satu pendapatan terbesar di industri perfilman memang berasal dari bioskop. Bahkan, tidak sedikit pelaku bisnis perfilman juga memproduksi merchandise dan pernak-pernik lainnya sebagai sumber pendapatan.

2. Jumlah Penonton Terus Meningkat

Usaha perfilman di Indonesia tampaknya semakin cemerlang, khususnya ketika jumlah penonton terus meningkat. Berdasarkan data tahun 2007, jumlah penonton yang awalnya hanya 16,2 juta di tahun 2015 telah mengalami peningkatan sampai 100 persen. Artinya pada tahun 2017, terdapat penonton dengan jumlah 40,5 juta orang.

3. Peluang Investasi Semakin Luas

Nah, karena memiliki perkembangan yang signifikan, industri perfilman di Indonesia memiliki peluang investasi yang luas. Dalam praktiknya peluang investasi terus meningkat dengan adanya DNI (Daftar Negatif Investasi). Pada dasarnya DNI memberi kesempatan berbagai pihak untuk berinvestasi, termasuk para pemilik modal dari negara lain.

Sebenarnya dominasi investasi pemain lokal memang menawarkan keuntungan yang menjanjikan, tetapi pemilik modal asing juga memberi keuntungan yang lebih besar, lho. Pasalnya industri perfilman memiliki kesempatan memasuki pasar yang lebih luas, termasuk bekerja sama dengan pihak-pihak lain guna memproduksi film secara optimal.

Demikian prospek dari bisnis perfilman di Indonesia. Seiring perkembangan teknologi, orang-orang juga dapat menemukan ekspansi layar bioskop, salah satunya akan direalisasikan investor yang berasal dari Korea Selatan. Tujuannya agar layar bioskop di Indonesia semakin bertambah dan tidak hanya memiliki dominasi dari perusahaan-perusahaan tertentu.

Pada akhirnya, dengan masuk ke industri perfilman orang-orang dapat memperoleh berbagai keuntungan. Apalagi konsumsi bioskop semakin tinggi di era digital. Selain itu, masyarakat juga mulai peduli untuk menonton film tanah air secara legal. Nah, apabila kamu benar-benar tertarik, jangan lupa membuat  IUP (Izin Usaha Perfilman) di legalitasperizinan.com, ya.

Tinggalkan Balasan